MAJAS ATAU GAYA BAHASA
adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Jenis-jenis Majas
Majas perbandingan
Majas perbandingan
adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya
dengan sesuatu yang lain. Majas perbandingan banyak jenisnya namun memiliki
tujuan yang sama, yaitu membandingkan sesuatu dengan hal yang lain baik karena
adanya kemiripan sifat, bentuk, dll.
- Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
2.
Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan
karena sudah dikenal.Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
3.
Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan,
" umpama", "ibarat","bak", bagai".contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
4.
Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan
suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir
sama.contoh: Cuaca mendung karena sang raja
siang enggan menampakkan diri.
5.
Sinestesia: Majas yang berupa suatu
ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra
lainnya.Contoh: Betapa
sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan,Suaranya terang sekali,Rupanya manis,Namanya
harum.
- Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
7.
Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas
suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.Contoh: Terimalah kado yang tidak
berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
8.
Hiperbola: Pengungkapan yang
melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk
akal.ah mencapai langit.Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar
tel
9.
Personifikasi: Pengungkapan dengan
menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.Contoh:
Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
10.
Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang
dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau
dianggap halus.contoh:Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
11.
Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan
menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.Contoh:Jangan
sampai kita terjerat jebakan lintah darat itu,Dasar Lelaki hidung belang,Ia
adalah kembang desa di kampung ini
Majas sindiran
Majas Sindiran
adalah majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir seseorang atau
sesuatu. Ada beberapa majas yang termasuk dalam jenis majas sindiran, misalnya
majas ironi, majas sinisme, majas sarkasme, dll.
1.
Ironi:
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan
dari fakta tersebut.Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
2.
Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
Contoh: -Mampuspun aku tak peduli, di beri nasihat aku tak peduli, diberi
nasihat masuk telinga, Soal semudah ini saja tidak bisa
dikerjakan. Goblok kau!.
3.
Sinisme:
Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada
manusia (lebih kasar dari ironi).Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa
harus bertanya kepadaku ?
4.
Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau
parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.Contoh: Jemu aku dengan
bicaramu, Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan , Sudah sepuluh tahun
engkau bicara ,Aku masih tak punya celana,Budak kurus pengangkut sampah
5.
Innuendo:
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya. Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.
Majas penegasan
Majas
Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”
- Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan. Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.
2.
Pleonasme: Menambahkan keterangan pada
pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak
diperlukan. Contoh: Capek mulut saya berbicara,
Saya naik tangga ke atas.
3. Repetisi:
Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat. Contoh:Dialah yang kutunggu, dialah
yang kunanti, dialah yang kuharap.Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah
kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
4.
Pararima:
Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
contoh : bolak-balik, lika-liku, kocar-kacir.
5.
Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata
secara berurutan.Contoh: Mengalir, menimbu, mendesak, mengepung,
memenuhi sukma, menawan tubuh (“Perasaan Seni”, J.E. Tatengkeng)
,Budi baik bagai bekal bagi kehidupan kita.
,Budi baik bagai bekal bagi kehidupan kita.
6.
Paralelisme: Pengungkapan dengan
menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar. Contoh:
+ Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas, - Bukan
saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasnya (Ini
contoh yang tidak baik).
Majas pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias
yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara
atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan
pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”.
- Paradoks: Pengungkapan dengan
menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya
keduanya benar.Contoh:Gajinya
besar, tapi hidupnya melarat.
Artinya, uang cukup, tetapi jiwanya menderita. - Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
- Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya. Contoh:Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di tempat itu.
- Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Contoh:-Semuanya sudah hadir, kecuali Si Amir.Kalau masih ada yang belum hadir, mengapa dikatakan “semua” sudah hadir.
- Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
Komentar
Posting Komentar