Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik
| Skuadron 31 Penerbad dengan Heli Tempur Mi35 buatan Rusia | 
Statemen
 ini seperti petir di siang bolong  yang  membuat petinggi militer 
negara tetangga terutama Malaysia, Singapura dan Australia menjadi gerah
 dan gelisah.  Selama pekan-pekan ini semua situs militer dan forum 
militer di dunia maya berdiskusi hangat membahas pembangunan kekuatan 
militer Indonesia secara besar-besaran. Kalimat utamanya adalah kaget, 
ada apa gerangan, mengapa tiba-tiba, mau dibawa kemana hubungan kita 
(kata Armada Band), lalu mereka  mulai berhitung ulang dengan inventory 
arsenalnya.
Geliat
 perkuatan militer Indonesia secara terpadu mulai terlihat ketika kasus 
Ambalat pada tahun 2005 menghina harga diri bangsa oleh sebuah negara 
yang mengaku serumpun tapi arogan, Malaysia.  Sesungguhnya itulah titik 
awal kebangkitan militer Indonesia bersamaan dengan tekad TNI menjadi 
tentara profesional pengawal NKRI dan tidak lagi terjun dalam dunia 
politik dalam negeri yang belum dewara dalam berdemokrasi sampai saat 
ini.
Belakangan
 pembangunan kekuatan militer China, India dan Australia menjadi sebab 
utama mengapa negara kepulauan ini harus memperkuat tentaranya dengan 
arsenal modern. Menhan Purnomo mengatakan belanja alutsista Indonesia 
selama lima tahun ke depan berjumlah US$ 16,7 milyar atau setara dengan 
Rp 150 trilyun, sebuah angka yang fantastik yang mampu membangunkan rasa
 percaya diri bagi seluruh anak bangsa yang cinta NKRI.  Pemerintah oke,
 DPR  juga, apalagi kalau rakyat ditanya dijamin pasti setuju banget.  
Soalnya selama satu dekade ini kalau bicara alutsista kesan dan pesannya
 mirip lagu nelongso, minim anggaran, terbentur anggaran, prioritas 
ekonomi, harus banyak puasa aparat TNI sambil mengelus dada. Sabar ya 
nduk, kata bapak kandungnya TNI, ya rakyat, ya pemerintah.   Nah 
sekarang TNI sudah berbuka puasa dan menunya sangat beragam, ada PKR, 
ada Sukhoi, ada Kapal Selam, ada Rudal, ada Panser, bermacam-macam dah.
Apa
 yang bisa dibelanjakan dengan duit 150 trilyun rupiah itu dalam lima 
tahun ke depan.  Pasti banyak dong dan plaza atau mall arsenal berbagai 
negara pada sibuk menjajakan diri untuk kerjasama, kerja bareng dan 
kerja repot menghabiskan dana segar dan banyak itu.  Namanya juga gula, 
pasti banyak semut berdatangan dengan wajah manis untuk kerja bareng 
memproduksi alutsista di tanah air atau menawarkan produknya yang 
terbaru.
Kalau kita berandai-andai, setidaknya inilah arsenal yang segera mengisi  depot-depot militer Indonesia  sampai tahun 2015:
Alutsista Utama  TNI AU :
- 4 Skuadron (64 unit) Sukhoi
 - 2 Skuadron (32 unit) F16
 - 2 Skuadron (36 unit) Hawk100/200
 - 1 Skuadron (12 unit) F5E
 - 1 Skuadron (16 unit) Super Tucano
 - 1 Skuadron (16 unit) Yak 130
 - 2 Skuadron ( 36 unit ) UAV
 - 4 Skuadron (64)Hercules
 - 7 Batteray Hanud Area
 
Alutsista Utama Angkatan Laut :
- KRI PKR Fregat 32 unit
 - KRI Korvet 56 unit
 - KRI Kapal Cepat Rudal 82 unit
 - KRI Kapal Patroli Cepat 87 unit
 - KRI Kapal Selam 6 unit
 - KRI logistik dan angkut pasukan LPD, LST 48 unit
 
Kekuatan
 armada angkatan laut akan ditambah menjadi 3 armada yaitu Armada Barat 
berpusat di Tanjungpinang, Natuna dan Belawan, Armada Tengah berpusat di
 Surabaya, Makassar dan  Tarakan,  Armada Timut berpusat di Ambon 
Merauke dan Kupang.  Kekuatan Marinir diproyeksi akan mencapai 60 ribu 
pasukan dan disebar diberbagai pangkalan angkatan laut.  Kekuatan 
persenjataan marinir meliputi 350 Tank BMP 3F terbaru, 175 Tank amphibi 
eksisting, 320 panser amphibi eksisting, 800 rudal QW3, 40 RM Grad, 75 
Howitzer.
Alutsista Utama Angkatan Darat :
- Pasukan Kostrad 3 divisi
 - Pasukan Pemukul Kodam 150 Batalyon
 - Main Battle Tank 200 unit ditempatkan di Kalimantan dan NTT.
 - Panser Pindad APC 540 unit untuk batalyon infantri mekanis
 - Panser Canon 320 unit
 - Meriam dan Howitzer artileri 890 unit
 - Roket NDL 720 unit
 - Tank dan Panser eksisting berjumlah 750 unit.
 - 20 Heli tempur Mi35
 - 26 Heli angkut Mi17
 - 95 Heli tempur jenis lain
 - 1300 Rudal anti tank
 - 60 Hanud titik dengan rudal terbaru
 - 700 Rudal strategis Pindad-Lapan
 
Angkatan
 Udara dan Angkatan Laut adalah yang terbesar menyerap alokasi anggaran 
alutsista mengingat  banyaknya alutsista yang dibangun dikembangkan dan 
dibeli dengan teknologi terkini.  Pembuatan 10 PKR light Fregat yang 
sedang dibangun PT PAL setidaknya menghabiskan dana  US $ 2,5 milyar.  
Pembuatan 4 kapal selam ditaksir menghabiskan dana US $2 milyar.  
Tambahan skuadron tempur Sukhoi dan F16 berikut arsenalnya diprediksi 
menyerap anggaran US $ 6 milyar. 
Angkatan
 Udara akan menempatkan skuadron-skuadron tempurnya di Medan   (1 
skuadron F16), Pangkal Pinang  (1 Skuadron Sukhoi) dan Madiun (2 
Skuadron Sukhoi).  Eksisting  yang sudah ada 1 Skuadron Sukhoi di 
Makassar, 1 Skuadron F16 di Madiun, 1 Skuadron F5E di Madiun, 1 Skuadron
 Hawk di Pekan Baru dan 1 Skuadron di Pontianak.  Dengan masuknya 
arsenal baru terjadi pergeseran lokasi skuadron, Tarakan mendapat 8 
SuperTucano dan 8 Hawk, Malang 8 SuperTucano, Yogya 16 Yak130.   
Skuadron F16 di Madiun digeser ke Kupang dan F5E digeser ke Biak dan 
Timika.
Membaca
 peta arsenal ini saja jiran sebelah terutama Malaysia, Singapura dan 
Australia dijamin berkeringat apalagi jika lima tahun ke depan sudah 
menjadi kenyataan, bisa-bisa tak bisa tidur mereka.  Namun bagi sebuah 
negara besar seperti NKRI, wajar saja diperlukan alutsista dalam jumlah 
besar untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, agar negara
 lain tidak terus menerus meremehkan kekuatan pengawal republik kita.  
Yang jelas dalam pembangunan kekuatan milter ini semuanya ditujukan 
untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dari ancaman pihak manapun, 
setidaknya mereka akan berhitung ulang jika ingin melecehkan teritori 
Indonesia.
Komentar
Posting Komentar